Sabtu, 07 Desember 2013

Pesta Demokrasi di Kampus Korea

Pemilu di kampus Korea adalah pemilu yang paling lucu buat saya. Waktu kuliah di Undip, saya menahan geli karena ada salah satu calon ketua badan mahasiswa yang memasang iklan di billboard jalan menuju kampus. Bagus, kok. Menghidupkan demokrasi. Saya pro. Tapi, letak ketidakadilannya adalah kenapa hanya 1 calon? Sejak saat itu saya berpikir bahwa banyak demokrasi di tingkat kampus yang hanya marketing, bukan politik.

Di Korea, malah tim suksesnya menyanyikan yel-yel di sekitar kampus. Dua  atau tiga orang dari mereka berdiri di pintu gedung kampus, kemudian akan menjura sambil ber-yel-yel ria kalau saya lewat. Mereka tidak dibayar, tapi akan diberi jabatan kalau calon yang mereka usung bisa menduduki jabatan. Sejak saat itu saya berpikir bahwa banyak demokrasi di tingkat kampus yang hanya main untung-untungan.


Dulu waktu SMA, saya pernah begitu yakin bahwa orang-orang yang golput dalam pesta demokrasi adalah orang-orang yang lepas tanggung jawab sebagai penentu kesejahteraan negara. Posting itu juga membantu saya di kontes Internet Sehat. Iya itu benar, karena dulu saya berpikir dalam skala kecil, saya pikir informasi di pasar itu tidak terbatas, saya pikir memilih di suatu tempat itu mudah, saya pikir demokrasi dengan pemilu adalah hak politik kita. Karena saya masih SMA, tinggal di lingkungan yang kecil.

Suatu kali saya belajar Ilmu Ekonomi tentang memilih. Ada satu teori namanya teori median voter, di mana calon jangan terlalu berlebihan dan jangan terlalu kekurangan, lebih baik cari suara dari orang-orang yang menempatkannya sebagai pilihan kedua. Sejak saat itu saya berpikir, bagaimana kita bisa mendapatkan pemimpin terbaik secara mutu dan pengalaman kalau mengandalkan logika ini?

Ada satu presentasi dari Dambisa Moyo yang bercerita tentang paradoks ini. Tentang ekonomi, sih. Tapi, masih mudah dipahami.

Demokrasi oke sih, tapi ...
Sejak saya mengenal Ilmu Ekonomi dan melihat dunia baru, saya baru mengerti bahwa sesuatu akan baik di tempatnya sendiri-sendiri. Jadi, apakah pemilu di kampus itu baik? Tergantung kampusnya. Apakah demokrasi di suatu negara itu baik? Tergantung negaranya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar