Sabtu, 02 November 2013

Belajar Keras, Soju Keras (2)

Entri ini adalah entri lanjutan dari entri "Belajar Keras, Soju Keras"

***

Setelah melewati ujian tengah semester di sini, saya semakin bisa merasakan betapa semangatnya anak-anak Korea dalam hal belajar. Mereka tidak malu untuk mengatakan bahwa mereka harus menolak sebuah ajakan bermain karena mereka merasa harus belajar. Jujur, waktu di Indonesia saya kadang bohong, "aku ada janji sama temen" demi menghindari teman yang bilang, "sok rajin" atau "sok pinter" atau "ciye belajar" waktu saya menolak ajakan mereka bermain. Bagaimanapun juga, rasanya jadi tidak nyaman untuk menjadi seseorang yang berbeda. Makanya, saya menghargainya dengan white lie "aku ada janji sama temen". Kadang, loh, cin. Kadang. Hoho.

Dari sini saya semakin menghargai teman-teman yang rajin belajar. Siapa sih kita yang seenak udel bilang seseorang "sok rajin". Kita nggak boleh jadi penghambat untuk orang lain. Lainnya lagi menyoal bahasa Inggris. Saya paling kesal kalau ada yang ngomong bahasa Inggris, kemudian teman yang lainnya malah meledek "ah keminggris kowe!" atau berekspresi nyinyir dari belakang. Siapa sih kita yang seenak udel menghalangi orang yang mau belajar. Selama kita masih bersikap seperti itu, nggak heran kalau bangsa kita nggak maju-maju. Selama tempatnya pas, sesuai dengan audiens, kenapa kita menghalangi? Toh, bahasa kita juga hasil serapan dari berbagai bahasa.

Duh, malah marah. Yuk, kembali ke laptop.

Seberapa Keras
Malam kemarin, saya ceting dengan sahabat sepermainan saya dari SMP, namanya +Muhammad Surya Nugraha. Waktu itu pukul dua pagi,sudah sangat mengantuk, tapi kadung kangen. Saya mengirim satu foto teman sekamar saya yang saya ambil secara sembunyi-sembunyi.

Foto 1: Yeongchi yang sedang belajar di meja belajarnya. Kata Uya, "itu meja belajar apa meja rias". Haha.
Foto 2: Foto ruang belajar di perpustakaan utama di hari Minggu

Hal seperti ini juga bisa saya temui di perpustakaan KNU. Setiap hari perpustakaan buka sampai tengah malam dan setiap menjelang ujian akan buka sampai 24 jam. Kerennya lagi, ada yang bawa selimut dan tidur di ruang belajar itu. Pengen deh rasanya usul sama Pak Rektor supaya dibuatkan perpustakaan yang bisa mengakomodasi mahasiswa sampai malam begitu. Tidak harus sekeren ini, paling tidak cukup nyaman dan cukup besar.

Belajar di luar negeri itu sangat kompetitif, ya. Membuat malu kalau sudah dikirim jauh-jauh dari Indonesia tapi tidak bisa sebaik teman-teman di sini. Kadang rasanya jadi berat di pundak.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar