Seperti janji saya sebelumnya di entri awal, saya ingin memperkenalkan Mas Changyoon--Mas yang menjemput saya dan Kak Isna di bandara, setiba di Korea. Kenapa Mas ini sangat spesial buat saya?
Tjieeeee
Asyyiknya menjadi mahasiswa pertukaran dibandingkan dengan mahasiswa yang mengambil program gelar akademis adalah karena kita akan dipasangkan dengan seorang mahasiswa Korea selama program berlangsung. Kami menyebutnya buddy.
B
Buddy saya dan Kak Isna ini adalah mahasiswa yang mendaftar dan dipilih. Tugas Changyoong secara sederhana adalah menjadi "guardian" kami selama di Korea. Mulai dari menjemput kami di bandara, mengenalkan kami beberapa tempat makan, mengajak kami jalan-jalan di sekitar kota, membantu proses KRS akademik, membantu proses aplikasi beasiswa, memberikan panduan mengenai budaya setempat, mengurus Alien Card (kartu penduduk sementara untuk orang asing), dan mengantar kami berbelanja berbagai kebutuhan tinggal selama satu semester ke depan.
Ka Isna, Me and Changyoon |
Buddy saya dan Kak Isna ini adalah mahasiswa yang mendaftar dan dipilih. Tugas Changyoong secara sederhana adalah menjadi "guardian" kami selama di Korea. Mulai dari menjemput kami di bandara, mengenalkan kami beberapa tempat makan, mengajak kami jalan-jalan di sekitar kota, membantu proses KRS akademik, membantu proses aplikasi beasiswa, memberikan panduan mengenai budaya setempat, mengurus Alien Card (kartu penduduk sementara untuk orang asing), dan mengantar kami berbelanja berbagai kebutuhan tinggal selama satu semester ke depan.
Timbal baliknya bagi Changyoon adalah pengalaman internasional, mendapatkan teman baru baru yang menyenangkan (hihihihi), practice English, olah raga nganterin kami jalan-jalan (?) berjalan kaki ke sana ke mari demi KRS, dan yang terakhir usut punya usut ia juga mendapatkan tunjangan dari kampus. Oh ... pada akhirnya ...
Buat teman-teman yang berpikir betapa nekatnya saya kuliah di Korea padahal tidak bisa bahasa Korea, maka, dengan senang hati saya perkenalkan Mas Changyoon. I never be that blind to live abroad.
Buat teman-teman yang berpikir betapa nekatnya saya kuliah di Korea padahal tidak bisa bahasa Korea, maka, dengan senang hati saya perkenalkan Mas Changyoon. I never be that blind to live abroad.
Buddy System di Undip
Sebenarnya saya sudah familiar dengan istilah ini sebelum pengalaman pertukaran pelajar. Pertama kali saya dengar istilah ini adalah dari AIESEC UNDIP. Waktu itu saya membuat proyek sosial yang mengikutkan beberapa peserta pertukaran dari beberapa negara. Selama proyek sosial tersebut semua mahasiswa asing yang ada di proyek saya juga punya buddy. Jadi, kalau teman-teman membutuhkan pengalaman internasional, bisa coba dengan manjadi buddy untuk mahasiwa asing di @AIESECUNDIP. Di kota lain juga ada AIESEC-nya, kok. Cek di sini. Tapi, pengalamannya tentu saja berbeda dari Changyoon, karena Changyoon membantu saya yang pertukaran mahasiswa untuk kuliah, sedangkan di AIESEC untuk proyek sosial. Bisa jadi teman-teman juga harus mengantar mereka pulang ke rumah host.
*malah iklan*
*malah iklan*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar