Rabu, 04 September 2013

Exchange-to-Korea for Dummies

Hai semua! Alhamdulillah, tahun ini saya mendapatkan kesempatan untuk kuliah di Korea selama setengah tahun mendatang. Di entri ini saya akan menceritakan tahapan perjalanan, tips, trik, dan link penting kalau kalian mau menjejakinya. Entri ini akan sangat panjang. Secara khusus, saya menuliskan entri ini untuk teman-teman di Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro. Spesialnya untuk Kak Mariska dan Afifah. Cup muah! InsyaAllah saya mencoba menulis sedetail mungkin, supaya entri ini bisa jadi referensi yang paling lengkap. Jangan lupa, klik setiap link supaya nggak ada yang ketinggalan, yah!

Exchange
Banyak orang yang bercita-cita pergi ke luar negeri untuk exchange, tapi saat ditanya ke mana dan untuk apa, mereka jadi buta. Sebagian besar mengira exchange adalah pergi keluar negeri dan memelajari masyarakat setempat. Benar, tapi belum lengkap, karena kegiatan exchange punya derivatif program dengan tujuan dan pengalaman berbeda:

Yang paling baik? Tentu yang paling kita butuhkan dan sesuai dengan profil kita.

    Exchange for Study
    Walaupun saya "bekerja" di AIESEC UNDIP yang mem-provide program pertukaran, tapi saya exchange ke Korea dengan mediasi kampus. Yap! Karena tujuannya adalah untuk studi. Informasi untuk studi di luar negeri yang paling lengkap dan to the point sejauh ini menurut saya adalah Indonesia Mengglobal. Kontributor situs ini adalah mahasiswa-mahasiswa Indonesia yang kuliah di universitas ternama di berbagai belahan dunia. Ubek! Selanjutnya untuk tetap ada di haluan, RSS/Feed/Follow kanal opportunities.

    Kalau kamu, Rat? Nah, exchange yang saya ikuti ini adalah untuk academic purpose. Di Korea, saya akan memelajari Ekonomi. Nama kampusnya adalah Kangwon National University. KNU adalah university partner dari Universitas Diponegoro. Ini adalah tahun kedua Undip mengadakan program serupa. Tahun sebelumnya, yang berangkat untuk program ini adalah kakak kelas saya, namanya Amelia Dita Tifani. Yap, Mbak Dita juga sama-sama dari jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, sama seperti saya. Tapi tentu saja itu hanyalah kebetulan, karena KNU membuka kesempatan untuk hampir semua program studi. Oia, setau saya, hampir semua universitas punya university partner, makanya, tetap terhubung dengan international office adalah jalan yang paling mulus kalau kalian (teman-teman yang non Undip) mau apply untuk kegiatan pertukaran pelajar.

    Kriteria Mahasiswa yang Dipilih
    Saya tidak mengerti apa definisi kata "pintar" untuk bisa mendapatkan pengalaman ini. Secara akademis saya so so lah. Walaupun pencitraan diri yang harus dibangun saat mengisi aplikasi cukup berbunga-bunga, tapi kehidupan kuliah saya yang sebenarnya juga cukup "yeah mahasiswa". Saya pernah bolos karena tidak mood kuliah sama sekali, pernah ketiduran di perpustakaan, pernah salah kelas sampai pelajarannya selesai, pernah ditolak dosen karena terlambat mengumpulkan tugas. Salah seorang teman saya yang mawapres juga melewati hal-hal cem gitu, kok. Semua mahasiswa boleh apply.

    Aktif. Pintar tapi cuma diam di kelas? Itu nggak pintar. Orang-orang yang pintar tentu tahu bahwa kelas itu adalah dunia yang sempit, maka, orang-orang yang aktif mencari kesempatan di luar dan "berbakti" untuk sekitarnya-lah yang diutamakan. Ikuti organisasi dan belajar banyak hal di sana. Usahakan berprestasi walaupun tidak ada rapornya. Kerja aja yang keras dan berbakti sebanyak-banyaknya. Make a change. Ikutin kata hati yang baik, hal itu yang membentuk pribadi kita jadi kuat. Lebih kepake juga buat sekarang kalau mau apply, dan buat masa depan orang banyak.

    *copot sayap*

    <pause>

    Sebelum melanjutkan membaca entri ini, plis jangan membandingkan diri dengan orang lain, jangan mudah menilai orang lain dari "kelihatannya". Karena cuma ada dua ujungnya: jadi ciut atau suudzon. Keduanya sama bahayanya. Makanya, pokoknya coba aja apply! Prinsip hidup saya: nggak ada kata gagal, yang ada cuma berhasil atau coba lagi. FYI, ini adalah kali kedua saya "coba lagi" dan alhamdulillah saya lolos. Sekarang saya mengerti ternyata dahulu saya hanya terobsesi untuk bisa pergi exchange, bukan benar-benar butuh belajar dan siap belajar. Kalau saya pergi exchange tahun lalu, saya pasti tidak akan semantap dan secinta ini dengan segala hal yang ada di Korea.

    </pause>

    Kantor Internasional (International Office) Undip menghubungkan program internasional untuk mahasiswanya dan mahasiswa internasional. Untuk program ke KNU pun ada dua jenisnya, yaitu dengan beasiswa parsial dan beasiswa penuh. Sayangnya, saat saya mendaftar, hanya ada program dengan beasiswa parsial. Dengan bahan pertimbangan kerja paruh waktu, waktu yang tepat, serta biaya kesempatan, akhirnya saya maju. Berkas aplikasi yang dibutuhkan bisa teman-teman siapkan dari sekarang karena tempo pembukaan pendaftarannya sangat singkat. Hampir tidak mungkin bagi saya untuk menyiapkan berkas terbaik kalau saya belum menyiapkannya sedari tahun lalu. Menyiapkan berkas ini adalah intisari dari kerja bertahun ke belakang dan visi bertahun ke depan. Kuasai diri kita selama proses aplikasi ini karena inilah yang akan dipertanggungjawabkan selama wawancara dan selama di Korea. Dua hal selama proses menyiapkan aplikasi ini adalah self-reflection dan passion.

    Berkas Aplikasi
    Ini adalah persyaratan berkas yang saya lewati. Sangat sederhana, tapi persiapannya butuh waktu lama. Semua berkas harus dalam standar internasional, jadi perhatikan grammar, format dan usahakan semua berkas ada legalisasinya. Saya beruntung punya Rani. Dari Rani, saya belajar bagaimana membuat surat yang baik dan mengontak dosen. Nah, berikut ini berkas yang perlu dipersiapkan dan sedikit catatatan dari saya:

    1. Undergraduate students who can participate in classes taught in either Korean or English. Yes
    2. Students who obtained an average grade of more than 60% (based on a 100% grading scale) in the Academic Year 2012. Yes
    3. Students should select more than three classes per semester from the list of courses taught in English (including at least one class related to his/her desired field of study). Dalam program ini hanya ada beberapa kelas yang diajarkan dalam bahasa Inggris. Maka dari itu, pertama-tama hubungi kantor IO untuk mendapatkan list kelas yang diajarkan dalam bahasa Inggris, kemudian pilih yang sesuai dengan jurusanmu. Ketik. Print. 
    4. A copy of proof of enrollment. Buat surat yang menyatakan bahwa kita adalah anak Undip. Format suratnya ada di sini.  Untuk minta tanda tangan dekan, dapatkan paraf PD I terlebih dahulu. Jika sudah, minta cap!
    5. A copy of transcript. Naskah IPK yang digunakan kali ini cukup spesial. Tata caranya, ajukan permohonan ke PD I untuk dibuatkan memo ke loket akademik yang menyatakan bahwa kita memerlukan transkrip IPK dalam bahasa Inggris. Kemudian, sampaikan memo ke loket akademik supaya diprinkan transkripnya. Jika sudah, minta cap
    6. A letter of recommendation from a supervisor from your study field (Dekan/ PD III/ Ka.Jur). Nah, bagian ini cukup mendebarkan. Sangat perlu untuk mendapatkan hati dosen sebelum mendapatkan tanda tangan mereka. Apalagi kalau dosen yang bersangkutan adalah orang yang sibuk. Saran saya, siapkan deskripsi diri sendiri terlebih dahulu sebelum menghadap dosen. Nah, nanti tinggal diajukan dan ngobrol-ngobrol sambil pendekatan. Kemudian, dosen tinggal "nyontek" dari deskripsimu sendiri dan membuatkan surat rekomendasi asli dari beliau. Contoh format penulisannya Googling aja. Nah, tinggal gabung bagian-bagian yang menurutmu paling penting. Cek grammar dosen! Tanda tangan dan cap!
    7. A copy of Passport. Sebenarnya ini tidak wajib, tapi kesempatannya memang diprioritaskan bagi mereka yang sudah punya paspor. Sertakan saja kalau punya dan tetap apply kalau nggak punya.
    8. A letter of self-introduction. IO memberikan kebebasan untuk membuat isi self-ntroduction, tapi buatlah selengkap, sejelas dan sesingkat mungkin. Kalau boleh dibilang, berkas yang saya buat lebih mirip dengan motivation letter. Contoh penulisannya Googling aja ya. Format penulisannya samakan saja dengan berkas nomor 6. Oia, jangan lupa hubungkan isi berkas nomor 6, nomor 8 dan nomor 9. Semuanya harus menunjukkan benang merah. Print.
    9. CV. CV tidak boleh lebih dari dua halaman. Tidak ada ketentuannya, sih, tapi memang begitu biasanya. Ini template CV yang saya buat. Templatenya saya dapat dari milis blogger Loenpia. Sangat singkat dan tampak profesional. Oia, jangan masukkan semua kegiatan yang pernah diikuti. Masukkan saja yang paling bergengsi dan yang menyokong statement yang sudah dibuat di berkas nomor 6 dan 8.
    10. Health Certificate. Tidak harus dalam bahasa Inggris. Langsung datang ke klinik atau RS terdekat saja. Cap!
    11. GPA > 3,00. Genjot terus, kak!
    12. TOEFL > 450. Lulus UN bahasa Inggris, kan? Nah kira-kira kalian bisa mencapai TOEFL 450-an. Tapi, awas mepet. Angkanya naik terus, loh, tiap tahun. The more, the better. Sebaiknya, gunakan sertifikat TOEFL yang diambil dari tes SEU Undip. Sebagai catatan, sertifikat TOEFL SEU yang masih diterima oleh IO adalah tes yang diambil maksimal dua tahun ke belakang.

    Wawancara
    Just do it.

    Lolos Seleksi Kampus Undip
    Nantikan namamu di portal International Office UNDIP! Sujud kalo mimpi ini terwujud!

    Lolos Seleksi Kampus KNU
    Ah! Ini yang ditunggu-tunggu. Berkas kita akan diseleksi kembali oleh pihak kampus Korea. Mereka tidak akan memberikan kita pengumuman resmi, tapi mereka langsung mengirimkan LoA (Letter of Acceptance) dan Certifficate of Admission. Ini adalah kertas Korea pertama yang saya dapat. Harum sekali! Mari kita bersiap-siap untuk tahap selanjutnya!

    Mengajukan Proposal ke Fakultas
    Males, tapi demi uang yah, ayuk ayuk aja $_$
    1. Membuat Proposal
      Selanjutnya untuk biaya bertahan hidup, ajukan proposal ke kampus. Buat proposal yang menarik dan rapi, jilid ring, gunakan kata-kata yang padat dan berbobot. Dari yang saya pelajari di AIESEC, proposal yang jumlahnya lebih dari delapan halaman utama hampir pasti dibuang marketing perusahaan karena mengindikasikan pengajunya berbelit-belit. Kesan pertama sangat menentukan karakter. Oia, jangan lupa mengarsipkan semua dokumen dari kampus tujuan karena harus dilampirkan beserta CV. Japri  saya kalau butuh contoh proposalnya, ya. 
    2. Buat surat permohonan dana. Contohnya ada di sini. Surat ini juga harus dua ekesemplar, dilampirkan bersama dengan proposal, tapi jangan dijilid jadi satu.
    3. Masukan map berkas yang berisi dua eksemplar proposal dan dua eksemplar surat permohonan bantuan dana ke loket akademik. Di sana, jangan lupa isi buku Agenda Pengajuan Dana Mahasiswa melalui Ibu Tatik, ya.
    4. Jangan menunggu dihubungi oleh loket kemahasiswaan, tapi follow up setiap hari. Hubungannya nanti adalah melalui Bu Tatik. Oia, Bu Tatik itu orangnya tegas, jadi, kalian harus tegar ya! Semangat!
    5. Kalau sudah, masukkan proposalnya ke loket umum dan perlengkapan untuk mendapatkan disposisi dari dekan.
    6. Setelah kurang lebih 4 hari, hubungi loket keuangan untuk bertemu dengan Pak Suryo.
    7. Nah, karena proposal ini adalah proposal perjalanan ke luar negeri di luar ASEAN, maka proposalnya harus mengendap sampai SK Rektor sudah turun. Huftivity.
    8. Tunggu dan follow up sampai dapat surat perjalanan dinas dan masukkan ke beberapa perusahaan bila perlu.

    Membuat Visa ke Jakarta
    Ujian banget deh waktu apply visa di Jakarta ini. Setelah kami mantap mempersiapkan semua berkas yang diwajibkan sebagaimana tertulis di website Kedubes Korea, saya dan Kak Isna mengetuk pintu ibu-kota berdua. Malam hari dari stasiun Tawang, kami berdua naik kereta bisnis Gumarang dan turun di stasiun Jakarta Kota. Waktu itu adalah hari ketiga bulan Ramadhan dan kami sahur di kereta, beli rames. Duh salah banget, ramesnya bikin sakit perut.. Sesampainya di Jakarta pagi hari, kami langsung cus ke Kedubes Korea di Thamrin dengan Trans Jakarta. Kami menapaki The Plaza, eh tapi ternyata setelah bertanya ke resepsionis kantor Kedubes Korea sudah pindah ke Gatsu. Akhirnya kami berdua naik taxi ke Gatsu, tapi tidak sempat berfoto di gedungnya. Plis, udik. Kedubes memang sering berpindah-pindah, makanya, saran saya, selalu cek alamat Kedubes yang paling baru sebelum berkeperluan.

    Di Kedubes Korea, kami juga sempat tersandung masalah surat izin orang tua. Sebelumnya berkas ini tidak diharuskan, tapi baru-baru ini ketentuannya diubah (dan itu tidak dicantumkan di website mereka). Kami berdua gercep menghubungi orang tua masing-masing dan minta dibuatkan surat, discan, lalu dikirim via email. Sangat beruntung sekitar 600 meter dari sana ada warung internet. Di bawah teriknya matahari kota Jakarta yang keras dan nanash, kami bertanya sana-sani mencari warnet yang dimaksud, kemudian sebelum jam setengah dua belas siang memasukkan berkas ke Kedubes. Sekitar pukul 12, kami pulang ngebolang menuju Stasiun Senen dengan bus TJ.

    Lama proses aplikasi visa dan pengambilannya setelah diterbitkan adalah empat hari. Itu artinya, kami harus tinggal di Jakarta selama empat hari atau pulang ke Semarang, kemudian kembali lagi ke Jakarta. Itu sangat memberatkan kantong dan tenanga, jadi, kami memutuskan untuk membuat surat kuasa supaya bisa diambilkan oleh budhe saya yang ada di Jakarta. Hari itu juga sebelum pulang, kami mengirimkan surat kuasa pengambilan visa dan kuitansi pembayaran ke rumah budhe via TIKI di sekitar Pasar Senen, supaya bisa diambilkan dan kemudian dikirimkan ke Semarang. Tapi akhirnya baru terbit 2 minggu kemudian. Rr..

    Oia, sebenernya sih kita juga bisa menitipkan pembuatan visa ke travel-agent, tapi waktunya akan makin molor dan biayanya lebih mahal, sedangkan kami perlu dapat visa secepatnya supaya bisa membeli tiket pesawat yang murah.

    Tiket Pewasat
    Disponsori oleh
     

    Mengurus Cuti
    Mengurus cuti konsekuensinya adalah harus membayar uang kuliah 50%, tapi masa cuti tidak dihitung sebagai masa akademik. Tata caranya, unduh surat permohonan penghentian studi sementara (cuti) di website FEB dan lampirkan semua dokumen yang diminta. Jika sudah, datanglah ke loket akademik untuk mendapatkan izin dari dekan.

    Rencana Studi dan Persiapan Diri
    Senangnya teman-teman melihat saya senang bisa berkesempatan ke Korea. Tapi, sungguh saya sendiri masih sedikit takut dan sedikit kelimpungan juga untuk mempersiapkan banyak hal dengan "source" yang tidak banyak. Hehehe. Tapi, sebisa mungkin saya buka-bukaan di sini. Nah, ini dia kegiatan saya sebelum sampai ke Negeri Ginseng.
    1. Korea dan Chuncheon
      Just google it, wiki it, and you tube this keyword  "korean timelapse". Pasti #aw #aw.
    2. Bahasa Korea
      Di Korea sangat sedikit orang yang fasih berbahasa Inggris, kecuali di Seoul. Khawatir jadi cupu di sana, selama beberapa bulan ini saya belajar bahasa Korea dasar. Bahan ajarnya saya cari di YouTube, kanal ConversationalKorean. Selain itu, ada juga aplikasi untuk Android di Learn KoreanTalk to Me in Korean juga baguuuuuuus. Supaya lebih afdol, saya juga belajar langsung dari K-Drama. Karena KNU ada di Chuncheon, maka, yang wajib ditonton adalah serial drama Winter Sonata (20 episode). Oia, film ini adalah salah satu mulanya Han-ryu (Korean Wave). Nah.. tapi pada akhirnya saya cuman nonton sambil nangis sesenggukan, nggak belajar.


    3. Budaya Korea
      Masih dengan mengandalkan internet. Ada banyak channel yang sudah saya temukan, tapi, yang paling saya suka adalah kanal sweetandtasty, karena videonya lucu dan informasinya jelas. Mbak-mbak host acaranya bisa berubah menjadi empat karakter sekaligus dalam satu video. Ajaib!
    4. Sightseeing di Korea
      Untuk jalan-jalannya, saya belum banyak berencana. Tapi, saya sudah install aplikasi Visit Korea dan Metro Subway. I think "just get lost" plan will be more interesting!
    5. Universitas yang Dituju
      KNU sudah menyediakan booklet dan peta flash untuk mahasiswa internasional. Di website KNU kita bisa menemukan "kompas" kehidupan kita selama tinggal di sana. Pokoknya, tenang saja! Oia, ada satu video di You Tube yang membuat saya berbinar liat kampus KNU. Uh uh uh uh.
    6. Belajar Mandiri
      Jujur, ini adalah bagian yang paling sulit buat saya. Saya memang sudah biasa hidup jadi anak kosan, tapi saya masih punya kekurangan dalam mengatur pola tidur. Jadi, harus latian diatur lagi. Nah, olah raga juga harus dikencengin, karena di Korea, kita nggak lagi punya kendaraan pribadi. Ke mana-mana harus jalan, kemudian naik kendaraan umum. Selamat tinggal Farah motorku sayang!
    7. Hati
      Ah, pasti aku akan menghadapi perasaan "itu" lagi. Rasa "itu" yang sangat sulit diungkapkan dengan kata-kata. Rasa "itu". Yayaya! Kamu harus coba! Semoga kita bisa berbagi cerita.

    Semua dokumen lengkap saya unggah di Google Drive ini. Tapi dengan sengaja saya membuat pengaturan unduh-nya tidak ada. Jangan dicari, dan coba buat versimu sendiri, ya!

    Pokoknya, jangan sampai waktu belajar mengganggu waktu bermain. Itu nggak kebalik.


    Main sepedah sama Mas Ari
    ***

    Sekian entri dari saya. Terima kasih sudah membaca dan semoga bisa jadi legacy untuk para pejuang beasiswa yang selanjutnya. Anyeong!

    2 komentar:

    1. Wah, sangat bermanfaat, Kak.. jadi kepengen deh bisa sekolah ke Korea juga.. Hihihii..

      Kak, boleh minta CP, kah? Email gitu? Saya kepengen tanya - tanya, nih.. Saya tunggu yaah.. yuvita.mulanda@gmail.com

      BalasHapus
      Balasan
      1. Aamiin! Semoga bisa ke sana. Bisa liat kontakku di halaman berjudul "ihwal", ya! ^^

        Hapus